Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

ANGGARAN DASAR DHARMA WANITA PERSATUAN

Gambar
PEMBUKAAN Kami, istri Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), menyadari sepenuhnya sebagai bagian dari komponen bangsa Indonesia, berkewajiban untuk menyukseskan tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara merata serta berkeseimbangan antara material dan spiritual. Kewajiban tersebut akan berhasil jika para istri pegawai ASN mau dan mampu meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki dalam menghadapi tuntutan dan tantangan serta perubahan diberbagai bidang kehidupan di Negara kita maupun dalam menghadapi era globalisasi Abad XXI. Menghadapi tuntutan dan tantangan serta perubahan kehidupan sebagaimana tersebut diatas, mengharuskan adanya tata kehidupan yang menghormati dan melindungi hak asasi manusia, demokratis, keterbukaan, serta tegaknya supremasi hukum, sebagai ciri kehidupan masyarakat madani yang akan mendorong terwujudnya tujuan nasional. Sejalan dengan tuntutan dan perubahan kehidupan tersebut, kami istri pegawai ASN, yang terhimpun dalam s

ARTI LAMBANG DHARMA WANITA PERSATUAN

Gambar
LAMBANG BAGIAN I  Bunga melati berwarna putih yang berkelopak dengan latar belakang sang saka Merah Putih mengandung arti : Kedudukan wanita sebagai salah satu asset bangsa dalam pengabdianya kepada bangsa, tanah air, dan negara Republik Indonesia, yang berasaskan Pancasila dan berdasarkan UUD 1945. Warna putih melambangkan kesucian dan keluhuran budi wanita serta persaudaraan, kekeluargaan diantara sesamanya. Putik bunga berwarna kuning dan berjumlah lima melambangkan cita-cita dan perintis yang mewariskan sifat-sifat kemurnian pengabdian dan kesetiaan serta kepada generasi wanita penerus dalam pembangunan masyarakat dan manusia Indonesia seutuhnya. warna kuning melambangkan cita-cita yang luhur, sedangkan lima putik bunga melambangkan adanya generasi wanita penerus yang berkelanjutan. LAMBANG BAGIAN II Gambar padi terdiri dari 15 butir dan kapas terdiri dari 6 buah melambangkan cita-cita dan tujuan organisasi DWP, yaitu mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yan

HYMNE DHARMA WANITA PERSATUAN

Gambar
Hymne Dharma Wanita Persatuan Syair: N. Simanungkalit Lagu : A. J. Sujasmin Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa Dharma Wanita Persatuan Kami berkarya mandiri untuk mencapai tujuan Kemitraan mewujudkan Masyarakat adil dan makmur Kami mendambakan kesejahteraan Meningkatkan sumber daya anggotanya Bina Jiwa raga Budi pekerti luhur Tegarkan tekadnya Dharma Wanita Persatuan

MARS DHARMA WANITA PERSATUAN

Gambar
MARS DHARMA WANITA PERSATUAN Syair : N. Simanungkalit Lagu : Damayanti Dharma Wanita Persatuan Bersatu-padu ikut berjuang Wujudkan masyarakat adil dan makmur Sentosa secara merata Ref: Melaksanakan karya dengan mandiri Membina istri pegawai negeri Tingkatkanlah mutu pendidikan dan ekonomi, sosial dan budaya Tercapailah harapan kita sejahteralah anggota dan keluarga Ikut serta mempersembahkan Dharma baktinya kepada bangsa Tingkatkan sumber daya insan Lindungi dan hormati hak azasinya Ref: Melaksanakan karya dengan mandiri Membina istri pegawai negeri Tingkatkan mutu pendidikan dan ekonomi, sosial dan budaya Tercapailah harapan kita sejahteralah anggota dan keluarga

SEJARAH SINGKAT DHARMA WANITA PERSATUAN

Sejarah  Dharma  Wanita  Persatuan  (DWP)  berawal  pada  5  Agustus  1974  saat organisasi para istri Pegawai Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Orde Baru itu dibentuk dengan nama Dharma Wanita. Organisasi ini didirikan oleh Ketua Dewan Pembina  KORPRI saat itu, Amir Machmud, atas prakarsa Ibu Tien Soeharto sebagai Ibu Negara. Pada waktu itu Dharma Wanita beranggotakan  para istri Pegawai Negeri Sipil, anggota  ABRI yang dikaryakan, dan pegawai BUMN. Pada  Era  Reformasi,  tahun  1998,  organisasi  wanita  ini  melakukan  perubahan mendasar. Tidak ada lagi muatan politik dari pemerintah, Dharma Wanita menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang netral dari politik,  independen, dan demokratis. Nama Dharma Wanita kemudian berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan. Penambahan kata ‘Persatuan’ disesuaikan dengan nama Kabinet Persatuan Nasional, di bawah  kepemimpinan Presiden Abdurrahman  Wahid.  Perubahan  organisasi  ini  tidak terbatas pada penambahan kata ‘Persatuan’ namun